Osaka di musim dingin
Negara yang ingin aku kunjungi salah satunya adalah Jepang, karena menurutku Jepang itu penuh akan budaya dan orang-orangnya yang sopan. Dulu waktu mata pelajaran Bahasa Jepang dibangku sekolah menengah kelas 1, Sensei bilang kalau pernah ke Jepang, beliau menceritakan bagaimana indahnya Jepang, penduduknya dan suara mengumandangkan adzan di Jepang. Dalam hati, semoga suatu saat aku bisa ke Jepang. Pada akhirnya, 9 tahun kemudian aku bisa menginjakkan kaki di Jepang dan berawal dari Osaka.
Osaka adalah kota berpenduduk paling besar ketiga setelah Tokyo dan Yokohama. Selain itu, Osaka merupakan kota terbesar di kawasan Keihanshin sebagai pusat industri dan pelabuhan untuk daerah metropolitan Osaka-Kobe-Kyoto. Di sebelah timur Osaka bertetangga dengan Kyoto dan Nara. Sedangkan, di sebelah barat Osaka bertetangga dengan Kobe. Oleh karena itu, saat akan tiba di bandara Osaka yang bernama Kansai, aku melihat banyak perairan ternyata Osaka menjadi pusat pelabuhan. Aku menggunakan maskapai Peach dari Kaohsiung, Taiwan dengan harga tiket yang tidak mahal dan penerbangan 2 jam 20 menit semuanya terasa nyaman karena pramugari yang ramah dan pilot serta co-pilot yang membawa maskapai dengan take off serta landing yang
smooth.
Bandara Kansai, Osaka Jepang pukul 6.20 PM
Aku pikir bandaranya besar, tapi ternyata aku turun di terminal yang khusus maskapai Peach. Jadi aku tidak bisa merasakan makan Udon halal seperti teman-temanku yang telah sampai terlebih dahulu sejak pagi menggunakan Vanilla Air. Tapi, tak apalah aku udah bawa bekal yang sama-sama mie juga yaitu mie indomie seleraku (hehe, cinta Indonesia) dan telor dadar. Oh iya, aku pergi ke Jepang tidak sendiri pastinya, ditemani oleh suami tercinta dan ketiga temanku yang telah sampai terlebih dahulu, karen mereka berangkat dari Taoyuan, Taiwan. Hal pertama setelah sampai di bandara adalah kita mencari Wi-fi untuk bertanya kepada teman kami di mana tempat penginapannya yang menggunakan airbnb. Setelah terhubung dan kami telah mengetahui arah tempat penginapan kami, kami pergi ke depan untuk mencari kereta api tapi ternyata tidak ada, adanya adalah bis. Akhirnya kita coba naik bis dan membeli tiket di mesin, kemudian bertanya kepada bapak petugas bis "Apakah benar ini ke Namba (OCAT)?" Iyaa benar, ini nomor bagasi kamu, silahkan naik. Saat di bis sebenarnya suami ragu, karena teman kami bilang turun JR Namba. Aku sih engga ambil pusing, tenang aja yang penting sama-sama Namba, nanti kalau tersesat pasti gak jauh karena namanya udah sama (haha :D)
Bis berangkat dan kami pun kelaparan. Kira-kira boleh engga ya makan di dalam bis, kalau di Taiwan makan di MRT dan Bis dalam kota engga boleh, kemudian aku lihat orang-orang disekitar pada makan, akhirnya kita makan dengan air yang minim. Harga tiket dari Kansai ke Namba (OCAT) naik bis adalah 1.050 yen (Adult). Perjalanan sekitar 1 jam dengan pemandangan lautan di bawah dan kapal-kapal putih berjajar, kita tiba di Namba (OCAT). Di dalam ada Wi-Fi lagi, karena kita membutuhkan arah dari situ ke penginapan. Dan ternyata Namba (OCAT) dan JR Namba itu letaknya sama, hanya saja JR Namba di lantai bawahnya Namba (OCAT). Sebelum melanjutkan perjalanan kita beli minum (keseretan) di seven eleven, ternyata di setiap seven eleven itu ada wifi gratisnya dan harga belum termasuk pajak (8%). Kita jalan kaki dari Namba (OCAT) ke Airbnb dengan suhu kisaran 1 derajat celcius, jadi kalau kita ngomong itu keluar asapnya. Perjalanannya 15-20 menit sambil melihat indahnya Osaka di malam hari yang bisa dibilang sepi tidak begitu banyak orang di luar, hanya beberapa berjalan kaki dan bersepeda serta taxi, mobil, dan bis berlalulalang.
Hari Kedua di Osaka - Universal Studio Japan
Kami tinggal dekat stasiun Sakuragawa, untuk menuju ke Universal Studio Japan harus ke stasiun Nishikujo 200 yen/org kemudian ke stasiun Universal City 180 yen/org. Tiket masuk Universal Studio Japan adalah 7600 yen/org. Kita berangkat dari penginapan pukul 08.00 AM lebih setelah kepadatan orang-orang berangkat kerja dan sekolah berkurang. Tiket masuk USJ itu digunakan untuk satu hari ke semua wahana, ada juga two days pass buat yang gak cukup di USJ hanya sehari aja, pastinta tiketnya lebih mahal, aku lupa berapa harganya. Terdapat hotel juga di area USJ sebelum pintu masuk tiket, jadi yang ingin dua hari di sana bisa bermalam di hotel USJ. Tampak luar hotelnya bagus dan mewah. Alhamdulilah, kami satu hari cukup dan puas walaupun engga semua wahana kita naikki.
Pertama, kita mengantri untuk masuk wahana yang ada di Harry Potter. Mengapa pertama?? karena kita harus mengantri selama 2 jam (120 menit). !Penting! bagi yang engga bisa ketinggian dan punya darah rendah atau tinggi yang gampang pusing, disarankan untuk tidak naik wahana ini karena wahana ini seperti Roller Coaster dan menggunakan kaca mata 4 Dimensi. Seruuuu .. banget :) Wajib coba kalau yang engga masalah dengan yang aku sebutkan di atas, harus coba apalagi pencinta Harry Potter pasti suka. Tapi ... tenang aja, bagi yang engga bisa naik wahana tsb masih bisa belanja cidera mata nya Harry Potter dan main Roller Coaster di out door (kan bisa ngukur diri sendiri, berani engga ya naik itu). Sebelum lanjut ke tempat berikutnya, kami beli beer non alcohol karena ada susunya, ada 3 varian harga dengan gelas yang berbeda-beda. Cobaaiin yaa, mumpung halal Beer nya.
Kedua, jalan-jalan ke area nuansa Eropa, USA gitu dan kita cari tempat sholat di dekat danau dan taman-taman yang agak sepi. Tapi di situ banyak orang yang merokok, apalagi musim dingin pasti untuk menghangatkan. Di sana kita foto-foto aja karena suasana dan backgroundnya bagus banget.
Ketiga, kita mengantri masuk wahana di Minions Park. Ngantrinya juga lama seperti di Harry Potter, 120 menit. Daaan, bagi yang engga bisa ketinggian, punya daran rendah/tinggi, ibu hamil engga boleh naik wahana ini. Anak kecil boleh naik dengan orang tuanya, karena ini engga terlalu menyeramkan, namun hampir sama modelnya dengan yang di Harry Potter meski tanpa kaca mata 4 Dimensi, kita terasa nyata berada di sana bermain bersama Minions.
Harus coba~ Disekitar Minions Park juga menjual aksesoris, cindera mata, kue-kue berbentuk minions.
Keempat, kita kembali ke area Harry Potter untuk melihat permainan lampu dan indahnya Hogwarts saat malam. Buaguuus bangeet :) Tapi aku dan suamiku tidak ikut melihat permainan lampus secara Live di Hogwarts karena aku ingin ke Wonder Land. Yaa hanya ingin tahu saja meski tempat itu lebih cocok untuk balita, anak-anak dan orang tuanya. Aku melihat dari indahnya Hogwarts di malam hari dari rekaman video teman-temanku.
Akhirnya pulang jam setengah 8 karena jam 7 an USJ sudah di tutup. Selama di USJ kami makan bekal dan beli pop corn saja, karena tidak tersedia makanan halal. Jadi teman-teman yang muslim bawa bekal aja, roti atau onigiri. Engga diperiksa kok :) Makan malamnya biar hemat masak di rumah, ada nasi yang udah jadi tinggal dipansakan, kalian bisa beli di supermarket 24 jam atau di
convenience store. Kami tinggal di Airbnb, peralatan dapurnya lengkap jadi kami bisa masak sendiri. Selain itu tersedia televisi, penghangat ruangan, mesin cuci serta kulkasnya. R
ecommended bangeet, buat teman-teman yang rame2 menginap di Airbnb. Jadi kita engga perlu bawa baju banyak-banyak, karena bisa nyuci dan tinggal jemur deket heater waktu kita tidur, besok paginya kering asal gak nyuci jaket aja (gak bakalan kering semalam) heheh. Buat yang nmuslim bawa bahan makanan aja yang halal, nanti sayur, nasi, minyak dan buahnya bisa beli di Watson.
Tunggu kelanjutan cerita keseruan liburan aku di Jepang yaa ... ^_^
Semoga kita semua diberikan kesehatan dan kesempatan untuk liburan ke Jepang (Aamiin)