Rabu, 01 Juni 2016

Kekuatan Doa

Assalammualaikum wr wb ..
Selamat Siang semua ^_^

Alhamdulilaah masuk bulan Juni di tahun 2016 dan seminggu kemudian kita akan menyambut bulan suci Ramadhan yang penuh berkah. Bulan Ramadhan adalah bulan yang sangat ditunggu umat islam karena bulan yang penuh rahmat dan ampunan, segala perbuatan baikpun dilipat gandakan oleh Allah SWT. Ya Allah . . . panjangkan umur kami untuk menyambut bulan suci Ramadhan hingga kemenangan itu datang, hari nan Fitri (Suci) . . .

Hari ini saya akan bercerita tentang buku yang selesai saya baca mengenai 'Doa' judulnya adalah Daya Dahsyat Doa! oleh Lutfil Kirom az-Zumaro. Dalam buku ini terbagi menjadi dua bab, yang ingin saya bagi adalah bab 1 Daaya Dahsyat Doa, sedangakan bab 2 adalah Doa dan Dzikir Keselamatan dan Kesuksesan. Yuks, mari disimak penjelasan bab 1 di bawah ini :)

# Struktur Doa

Doa dalam bahasa Arab adalah seruan (nida'). Kata yang biasa digunakan untuk mengungkapkan suatu permintaan kepada orang yang berkedudukan tinggi. Orang yang berdoa disebut dengan komunikator, yaitu hamba, penjawab permohonan doa disebut dengan komunikan, yaitu Allah Swt. Sedangkan, materi isi doa adalah pesan dan adanya jawaban sebagai respons atas doa tersebut yang disebut feedback. 
Di dalam Al Quran atau hadits begitu menekankan pentingnya doa dalam kehidupan. Karena, doa merupakan suatu bentuk komunikasi langsung antara hamba dengan Tuhannya dan dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun, tanpa tergantung media komunikasi apa pun. Terkandung di dalam surat al-Baqarah [02] : 186 dan surat al-Mukmin [40] : 60. Rasulullah Saw. pun sangat mendorong para sahabat untuk banyak berdoa. Hal ini terungkap dalam beberapa sabda beliau :
"Mohonlah karunia Allah, sebab Dia (merasa) senang bila dimintai." (HR. Tirmidzi). 
"Barang siapa tidak meminta kepada Allah, Dia marah." (HR. Ibnu Majah).
  "Barang siapa yang senang doanya dikabulkan oleh Allah Swt pada saat menghadapi berbagai macam kesulitan dan kesempitan, maka hendaklah ia memperbanyak doa pada saat lapang." (HR. Tirmidzi dan Hakim)
"Tak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah daripada doa." (HR. Tirmidzi).
Selain itu, tiap doa akan dikabulkan, tidak ada yang disia-siakan. Selama orang itu yakin bahwa Allah Swt. adalah Dzat yang Maha Kuasa atas alam semesta, selama itu pula doa pasti terwujud.

# Cara Kerja Doa

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui." (QS. al-Baqarah [2]:216)
Untuk itu, dalam berdoa tidak hanya mengakui kekuasaan dan keesaanNya lewat bacaan hamdalah atau tahmid (pujian), tetapi juga menumbuhkan kepercayaan bahwa Dia akan memilihkan yang terbaik. Doa yang baik selamanya tak akan disia-siakan. Sebagai manusia, kita sangat berharap doa bisa segera dikabulkan. Terlebih, isi doa itu sangat diharapkan terkabulnya. Dalam keadaan seperti ini, Nabi Muhammad Saw. memberikan jalan, yakni dengan menguatkan keyakinan diri, bahwa doa akan segera terkabul dan baik sangka terhadap ketetapan Allah Swt. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw. "Berdoalah kamu kepada Allah dengan keyakinan bahwa doamu dikabulkan, dan ketahuilah bahwa Allah tidak akan mengabulkan doa yang keluar dari hati yang lalai dan lupa (kepada-Nya)." (HR. Tirmidzi dan Ahmad). 
Pada taraf tertentu, penyebab suatu doa dikabulkan lebih banyak dikarenakan kualitas pemohonnya. siapa mereka? Mereka ini ada tiga golongan, yakni pemimpin yang adil, orang yang berpuasa, dan orang yang teraniaya. Di sisi lain, terdapat juga penyebab suatu hal yang membuat pengabulan doa tertunda. Di antara penyebab adalah: berdoa untuk mencelakai diri sendiri atau orang lain, doanya orang yang memutus tali persaudaraan, dan doanya orang yang makanan dan pakaiannya didapat secara haram.
 Ingatlah permohonan yang dinilaiNya sebagai doa adalah permohonan yang tulus, menyerahkan harapan hanya kepadaNya, bukan kepada selainNya, bukan juga menyerahkan diri kepadaNya bersama dengan selainNya. Ketidakmampuan menata hati seperti ini akan menggagalkan kita dalam melakukan hubungan interaksi vertikal dengan Allah Swt. seperti menghadirkan rasa takut, rasa taat, rasa kehadiranNya, keheningan dan lainnya. Akibatnya, hal ini berdampak pada rasa malas dan enggan melakukan ibadah secara khusyuk serta kesulitan dalam meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah Swt.
# Tata Krama Doa

Para ulama menganjurkan agar setiap kali kita berdoa hendaknya dibarengi dengan tata krama atau adab tertentu. Hal ini sangatlah penting mengingat permohonan yang kita ajukan itu ditujukan kepada Allah Swt. pencipta alam semesta. Berikut ini di antara tata krama yang harus dilakukan saat berdoa :
menghadap kiblat, berdoa di waktu mustajab, seperti sesudah shalat wajib, sepertiga malam terakhir, di antara adzan-iqamah, dan lainnya, makan dan minuman serta pakaian yang halal, doa dilakukan dalam keadaan tubuh suci, ikhlas dan bersungguh-sungguh, membaca hamdalah dan tahmid, membaca istigfar, mengakui dosa-dosa yang telah dilakukan dan mohon ampunan atasnya, mengakui segala bentuk kenikmatan yang telah diberikan dan mensyukurinya, membaca shalawat kepada Nabi Muhammad Saw, mengangkat kedua telapak tangan, dan keyakinan hati yang kuat bahwa doa pasti dikabulkan Allah Swt. 
Tentang waktu yang tepat untuk berdoa, hal yang perlu dipahami adalah bahwa pada dasarnya semua waktu dan keadaan dapat digunakan untuk berdoa. Doa dapat dilakukan setelah selesai shalat fardhu, shalat malam, ketika kita mempunyai keinginan atau ketika dalam keadaan gelisah, resah dan putus asa menghadapi kehidupan yang penuh tantangan dan ujian.

# Daya Dahsyat Doa

Doa diibaratkan sebagai radio aktif yang mengandung sumber kuasa (tenaga) yang bercahaya. Manusia yang berdoa berarti ia telah menambahkan tenaganya yang terbatas dengan jalan kembali kepada "Sumber Tenaga", yakni Allah Swt. Yang Maha Kuasa, yang kekuasaannya tak terbatas. Dengan begitu, seorang hamba akan lebih kuat dalam menghadapi kehidupan. Allah swt. pasti akan memberikan jalan keluar dan menjaganya dari kemenangan dan kesusahan hidup. 
"Tolaklah datangnya bala' dengan doa, sesungguhnya doa itu memberi manfaat terhadap apa yang telah terjadi dan apa yang belum terjadi. Apabila (bala') yang telah terjadi doa akan menyingkapkankannya, dan apa yang belum terjadi doa akan mengekangnya." (HR. Thabrani)
"Janganlah kamu sekalian lemah dalam berdoa. Sesungguhnya seseorang tidak akan binasa bersama doa." (HR. Hakim). Doa sebagai inti pokok ibadah dalam kebutuhan fitrah manusia memiliki beberapa aspek dan efek yang bermanfaat dalam pencapaian keberhasilan hidup, antara lain: optimisme masa depan yang cerah walaupun dalam kondisi yang sangat sulit dan terbatas, ketenangan jiwa, pribadi yang tangguh, tubuh lebih kuat, sehat dan stamina meningkat, bisa check up tubuh sendiri ketika sakit, produktivitas kerja meningkat, lebih percaya diri dan temukan jati diri, sembuh dari berbagai macam penyakit fisik, dan sembih dari berbagai penyakit ruhani.

# Praktik Munajat Doa

Dianjurkan untuk memilih waktu yang longgar dan termasuk waktu mustajab (sepertiga malam terakhir) untuk memanjatkan doa. Sebelum berdoa, lakukan shalat dua rakaat dengan rakaat pertama sesudah membaca surat al fatihah dilanjutkan membaca an-Nashr dan surat Alam Nasyrah dalam rakaat kedua. keduanya bisa diganti dengan yang lain. Bersikaplah waspada atas kesadaran yang kita beningkan. Hubungkan batin dengan Allah Swt. sehingga getaran kalbu yang menenangkan dapat dirasakan. Hadirkan jiwa dengan sungguh-sungguh. Rasakanlah semuanya itu beberapa saat, kemudian bacalah basmalah dengan pelan dan hadirkan maknanya dalam hati, sebagaimana ketika membaca syahadat, tahmid, lalu bershalawatlah. Setelah itu, sampaikan hajat (permohonan) yang dimaksud-bisa menggunakan redaksi doa sendiri atau doa yang diajarkan Allah Swt, Rasulullah Saw, atau para ulama. Setelah penyampaian permohonan atau hajat, diamlah dalam keheningan sambil terus menyambungkan ruhani kepada Allah. Jangan berhenti sampai getaran tersebut berhenti sendiri. Kemudian ulangi sekali lagi agar daya itu betul-betul sudah selesai. Lakukan doa tersebut pada hari berikutnya secara kontinu (istiqamah).

Kesimpulan

Berdoalah secara sungguh-sungguh. Allah Swt akan memberitakan baik itu dikabulkan atau tidak dikabulkan. Allah Swt tetap merespon doa, tetapi belum tentu sesuai dengan kemauan kita. Semoga Allah Swt. dengan kuasaNya, mengabulkan doa kita, menjadikan kehidupan yang penuh berkah dan rahmatNya. 
Semoga sangat bermanfaat bagi semua yang membacanya. Sebelum membaca buku ini, saya berusaha untuk selalu memperbaiki kualitas cara berdoa saya dengan bertanya atau bermusyawarah dengan beberapa teman - teman yang sukses. Pada intinya berdoa yang istiqamah, rajin, yakin dan sungguh-sungguh dengan ikatan batin antara hamba dan Allah Swt. InshaAllah akan diberikan jalan yang terbaik di waktu yang terbaik dan indah. Jangan pernah putus asa, karena doa yang baik adalah berdoa seperti kayuhan sepeda yang terus menerus dengan sungguh-sungguh. Menyebut nama Allah dan Rasulullah serta bersyukur dan memohon ampun terlebih dahulu. Terakhir aamiin kan lah doa diri sendiri dan bersujudlah, karena disaat sujud terasa begitu dekat, meski Allah Swt. selalu dalam hati hambanya :)
Kalau penasaran sama bukunya, beli aj yaa teman-teman engga rugi kok InshaAllah 

Wassalammualaikum wr wb
Selamat Sore semua ^_^