Kamis, 28 April 2016

Agar Ujian dan Cobaan Berbuah Kenikmatan



Assalammualaikum wr wb ..

Aku mau berbagi buku yang aku baca, judulnya "Agar Ujian dan Cobaan Berbuah Kenikmatan, Cara Ampuh Mengubah Musibah Menjadi Berkah" yang ditulis oleh Muhaimin al - Qudsy. Berikut adalah inti sari yang dapat aku ambil.

  1. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya) » (QS. Al-Anbiyaa’ [21]: 35)
  2. Ujian dan cobaan dapat juga dipahami dari sisi kita melihat dan menilainya. Pemakaian kata-kata tersebut sering kali tergantung selera pemakaiannya.
  3. Menurut al-Qur’an, bencana yang menimpa manusia atau suatu komunitas, diistilahkan dengan : (a) Fitnah » sebuah informasi bohong yang menyudutkan seseorang. Fitnah juga dapat diartikan cobaan atau ujian. Selain itu dapat diartikan terlepas, maksudnya “Maka, apabila manusia ditimpa bahaya, ia menyeru Kami. kemudian, apabila kami berikan kepadanya nikmat dari Kami, ia berkata ‘Sesungguhnya, aku diberi nikmat itu hanyalah karena kepintaranku.’ Sebenarnya, itu adalah ujian (fitnah), tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui.” (QS. Az-Zumar [39]: 49). Jadi kata fitnah dalam konteks ini bermakna mencoba atau menguji sikap kita. Jika tidak menghiraukan maka cobaan itu akan diteruskan. Dan, bila bertaubat maka ujian akan dihentikan. (b) Bala’ » kata senada dengan fitnah yang terkait dengan bencana atau musibah. Jadi selain kata fitnah yang bermakna ujian dan cobaan, Allah juga menggunakan kata bala’ untuk menggambarkan ujian dan cobaan. Akan tetapi, penggunaan kata bala’ lebih menunjukkan betapa beratnya cobaan dan ujian itu. (c) Azab » memiliki konotasi yang jelas yang berarti siksa. Ini bukan lagi ujian atau cobaan, melainkan balasan atas perbuatan jahat. Biasanya, kata azab ini digunakan untuk menggambarkan siksaan yang berat dan mengerikan. Dan, sering kali dikaitkan dengan siksa neraka.
  4. Segala sesuatu, nikmat, musibah, ataupun azab merupakan ujian yang diberikan oleh Allah kepada hamban-Nya untuk mengetahui orang yang paling baik amalnya. Bagi manusia, musibah berarti beragam tergantung kondisinya. Pertama, musibah sebagai ujian. Untuk mengetahui diantara hamba Allah yang imannya benar-benar seperti mutiara dan yang imannya sekedar beling pecahan kaca. Kedua, musibah sebagai peringatan dan penghapus dosa. Musibah ini diberikan kepada orang mukmin yang telah melakukan dosa dan berhak untuk disiksa. Lalu, Allah ingin menghapus dosa2nya dengan musibah agar selamat dari siksa-Nya. Ketiga, musibah sebagai azab. Musibah datang sebagai tanda murka Allah kepada pelaku dosa, serta jauh dari keimanan dan takwa.
  5. Tiga bentuk cobaan yang diberikan oleh Allah kepada manusia, pertama kita dicoba dengan sedikit ketakutan. Tetapi, bagi orang yang lulus ujian, dengan perasaan takut yang diberikan Allah kepadanya, maka Allah akan menjadikannya lebih mendekatkan diri kepada-Nya, selalu memohon perlindungan-Nya, dan semakin menyadari betapa lemah dirinya. Kedua, ketakutan terhadap kelaparan, seperti lapar akan jabatan, kehormatan, harta, dan sebagainya. Ketiga, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.
  6. Untuk itu, ujian, cobaan, dan musibah, semestinya kita sikapi sebagai suatu nikmat yang tertunda.
  7. Allah tidak membebani seseorang, melainkan sesuai kesanggupannya. (QS. Al Baqarah [2]: 286).
  8. Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu bersedih hati. Padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi derajatnya, jika kamu orang-orang beriman.” (QS. Ali’Imran [3]: 139).
  9. Dalam menghadapi ujian dan cobaan seberat apapun, kita tidak diperbolehkan untuk berputus asa. Kita harus yakin bahwa semua ujian dan cobaan datangnya dari Allah. Tidak ada yang lepas dari kekuasaan-Nya. Oleh karena itu, kita harus sekuat tenaga untuk menghadapi semuanya dengan penuh keyakinan bahwa Allah dibalik semua peristiwa yang kita hadapi
  10. Apabila masih ada diantara kita yang mengeluh dengan ujian dan cobaan yang dihadapi, berarti kita masih belum memahami makna dan hikmah dibalik cobaan itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar